Tak Bisa Pulang Saat Ayah Berpulang
ASDEMA – Namanya Dwi Prasetyo, alumni SMP Negeri 8 Kota
Madiun, lulusan tahun 1996 ini, akrab dipanggil Pras. Mengemban tugas Negara di
institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia, merupakan kebanggaan tersendiri
bagi dirinya dan keluarga.
![]() |
Dwi Prasetyo, alumni SMPN 8 Madiun Tahun 1996 |
Saat duduk di bangku SMP, mungkin tidak banyak yang
mengenal selain hanya teman sekelasnya (3E), dan temannya waktu SD. Ini karna
sosoknya yang pendiam. Pras mulai jenjang pendidikan formal di SDN Pilangbango,
Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun.
Setelah lulus sekolah dasar pada tahun 1993, ia langsung
menentukan pilihan ke SMP Negeri 8 Madiun. Mungkin karna masih satu kelurahan,
sehingga memilih yang lebih dekat dengan rumah. Menjadi anggota Polri,
sebenarnya bukan menjadi cita citanya yang utama waktu itu.
“Setelah lulus SMP tahun 1996, saya melanjutkan ke SMK
Cokro, dan lulus tahun 1999. Sebenarnya saya ingin menjadi anggota Tentara
Nasional Indonesia (TNI) waktu itu. Namun lulus SMK, ada pendaftaran polisi,
saya mencoba dahulu mendaftar ke institusi kepolisian. Setelah mengikuti tes
alhmdulillah lulus dan langsung masuk pendidikan di Sekolah Polisi Mojokerto, yang
sekarang jadi sekolah polisi Polda Jatim Alhamdulillah lulus tahun 2000”, kata
Pras, Minggu (23/10/2016).
Setelah lulus pendidikan kepolisian, Pras ditempatkan di Brimob
jatim dan ditempa lagi di Brimob malang Tahun 2000 s/d 2001. Selanjutnya tugas
di Brimob Kompi 2 Yon B Porong kurang lebih satu tahun. Setelah itu dipindahtugaskan
ke Brimob Kompi 3 Yon B Bondowoso.
“Saya menikah tahun 2005, dengan seorang gadis asal
jember dan dan dikaruniai satu anak”, lanjutnya.
Pada tahun 2008 ia di mutasi ke kepolisian tugas umum,
yaitu ke Polwil Besuki. Selanlanjutnya, pindah ke Polres Jember dan ke Polsek
Sukowono Polres Jember sampai sekarang (2016).
Sebagai anggota Polri yang tugasnya sangat mulia, ia
harus siap melayani melindungi dan mengayomi masyarakat.
“Dengan penuh keiklasan semua harus dijalankan,
dilaksanakan, dan untuk bertugas semua itu diniati untuk ibadah”, tambahnya.
Mengemban tugas neraga memang tak semudah yang dikira
orang kebanyakan. Bukan hanya siap secara fisik, namun juga mental. Termasuk harus
siap meninggalkan keluarga, sanak saudara.
“Saya alami itu tahun 2003. Saat itu saya penugasan di
Nangro Aceh Darrusalam. Saat penugasan disana, saya mendapat kabar ayah handa pergi
untuk selama lamanya. Saya tidak bisa pulang karena jarak, jadi tidak bisa
ketemu dengan almarhum”, kenangnya.
Namun itulah yang harus dijalani sebagai seorang
pengemban tugas Negara.
![]() |
Dwi Prasetyo bersama istri dan anaknya |
Kini Prasetyo, tinggal di Jember bersama istrinya, Mimin
Kristiani SPd, seorang guru Bahasa indonesia yang mengajar di MA Al Badri, Kecamatan
Kalisat Kabupaten Jember.
Dalam perjalanan membina rumah tangga dengan gadis asal
Jember itu, ia telah dikaruniai seorang anak perempuan, DHEA SITA PRASETYO, yang
sekarang berumur 10 tahun dan duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar.
“Saya dalam membagi waktu keluarga dengan dinas, Alhamdulillah
bisa teratasi. Saya tugas sebagaimana mestinya, dan bilamana keluarga
membutuhkan, saya tetap berusaha, misalnya bila anak sakit, atau keluarga yang
sakit, saya tetap berusaha, namun tetap sesuai prosedur misalnya ijin ke
pimpinan”, pungkasnya. (tok)
0 thoughts on “Dwi Prasetyo, Bangga Tunaikan Tugas Negara”